Kamis, 23 September 2010

Bunga Bisa Bantu Penelitian Perubahan Iklim

Oslo, (Analisa)
Bunga yang diawetkan pada 150 tahun lalu sewaktu abad Victoria di Inggris yang memiliki koleksi dari berbagai Negara dapat membantu penelitian perubahan iklim, kata para ilmuwan, Rabu (22/9).
Ahli biologi membandingkan contoh anggrek laba-laba yang dipetik sewaktu musim semi di selatan Inggris pada 1848-1958, dan pada musim semi 1975-2006.
"Tahun yang lebih hangat ditandai dengan pemekaran yang lebih awal...Kedua kasus ini meneliti pemekaran yang dilakukan sekitar enam hari yang naik per satu derajat celcius pada suhu rata-rata musim semi," katanya di dalam Jurnal Ekologi.
Kecocokan antara suhu yang lebih tinggi dan kecepatan mekarnya kedua bunga anggrek yang tua ataupun baru memperlihatkan bahwa pengumpulan tumbuhan dapat menjadi sumber yang tepat untuk mempelajari iklim walaupun pemantauan suhu yang masih kurang, kata mereka.
Jenis tumbuhan dan hewan dengan jumlah koleksi yang sangat banyak dari seluruh dunia dan beberapa di antaranya berumur 250 tahun atau lebih, sangat berguna sebelum pemantau suhu digunakan pada zaman dahulu.
"Hal ini memberikan manfaat baru atas jenis yang digunakan sebagai data iklim jangka panjang," kata seorang professor Universitas Anglia, Anthony Davy, yang juga merupakan pembantu penulisan penelitian yang dipimpin oleh Karen Robbirt.
Para ilmuwan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan selama abad 19 pada 2007 rata-rata kenaikan suhu dunia sebesar 0,7 derajat, dan saat ini hal itu disebabkan oleh gas rumah kaca yang terbentuk dari pembakaran energi minyak bumi.
Lingkaran pada pohon merupakan penanda alami iklim di masa lalu. Menurut PBB, pemanasan dunia yang disebabkan oleh manusia merupakan hal yang sangat membawa pengaruh terhadap pemanasan pada setengah abad lalu.
Sebanyak 77 anggrek yang diawetkan dipetik ketika mekar penuh dan memiliki keterangan yang rinci mengenai waktu serta tempat dipetiknya. Anggrek laba-laba yang lebih awal dipetik memiliki kelopak kehijauan dan warna ungu kecoklatan yang terlihat seperti punggung laba-laba.
Davy kepada Reuters mengatakan bahwa suhu musim semi merupakan faktor utama untuk menebak waktu berkembangnya anggrek daripada ukuran cahaya matahari atau perubahan kandungan yang ada.
Davy juga menambahkan bahwa satu penelitian selanjutnya adalah perubahan iklim dapat merubah tampilan warna bunga dan serangga yang penting bagi penyerbukan mereka. Contohnya lebah yang tidak akan ada di sekitar pohon buah ketika mereka sedang berbunga. (Ant/Rtr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar